Turbin Uap
Turbin Uap
Umumnya PLTU menggunakan turbin uap
tipe multistage, yakni turbin uap yang terdiri atas lebih dari
1 stage turbin (Turbin High Pressure, Intermediate
Pressure, dan Low Pressure). Uap air superheater yang
dihasilkan oleh boiler masuk ke turbin High Pressure (HP), dan
keluar pada sisi exhaust menuju ke boiler lagi untuk proses reheater. Uap air
yang dipanaskan kembali ini dimasukkan kembali ke turbin uap sisi Intermediate
Pressure (IP), dan uap yang keluar dari turbin IP akan langsung masuk
ke Turbin Low Pressure (LP). Selanjutnya uap air yang keluar
dari turbin LP masuk ke dalam kondenser untuk mengalami proses kondensasi.
Sebuah sistem turbin uap – generator
yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap berfungsi untuk
mengkonversikan energi panas dari uap air menjadi energi listrik. Proses yang
terjadi adalah energi panas yang ditunjukkan oleh gradien/perubahan temperatur
dikonversikan oleh turbin menjadi energi kinetik dan sudu-sudu turbin
mengkonversikan energi kinetik ini menjadi energi mekanik pada poros/shaft.
Pada akhirnya, generator mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik.
Panas dari uap air yang tidak terkonversi menjadi energi mekanik,
terdisipasi/dibuang di kondenser oleh air pendingin.
Turbin
Uap Multistage
Berikut adalah beberapa
bagian-bagian penting dari turbin uap:
1. Shaft Seals
Shaft seals adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi untuk mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros dengan casing akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke dalam turbin (terutama turbin LP karena tekanan uap air yang lebih vakum) selama turbin uap beroperasi.
1. Shaft Seals
Shaft seals adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi untuk mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros dengan casing akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke dalam turbin (terutama turbin LP karena tekanan uap air yang lebih vakum) selama turbin uap beroperasi.
Turbin uap menggunakan sistem labyrinth
seal untuk shaft seals. Sistem ini berupa bagian yang
berkelak-kelok pada poros dan casing-nya yang kedua sisinya saling
bertemu secara berselang-seling. Antara labyrinth poros
dengan labyrinth casing ada sedikit rongga dengan jaraj
tertentu. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tekanan uap air di dalam turbin
yang masuk ke sela-sela labyrinth sehingga tekanan antara uap
air dengan udara luar akan mencapai nilai yang sama pada titik tertentu.
Prinsip
dan Jenis Labyrinth Seals
Selain adanya sistem labyrinth
seal, ada satu sistem tambahan bernama sistem seal & gland
steam. Sistem ini bertugas untuk menjaga tekanan di labyrinth seal pada
nilai tertentu terutama pada saat start up awal atau shut
down turbin dimana pada saat tersebut tidak ada uap air yang masuk ke
dalam turbin uap
2. Turbine Bearings
Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:
Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:
·
Menahan diam komponen rotor secara
aksial
· Menahan berat dari rotor
· Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin
· Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi)
· Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi
· Menahan berat dari rotor
· Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin
· Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi)
· Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi
Jenis bearing yang
digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing, journal
bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan
sebuah sistem pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus disirkulasi
dan didinginkan untuk melumasi bearing yang terus mengalami
pergesekan pada saat turbin uap beroperasi normal.
3. Balance Piston
Pada turbin uap, ada 50%ngaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan gaya aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang perlu dilawan oleh sistem balance piston.
Pada turbin uap, ada 50%ngaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan gaya aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang perlu dilawan oleh sistem balance piston.
4. Turbine Stop Valves
Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi turbin dari supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau juga overspeed.
Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi turbin dari supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau juga overspeed.
5. Turbine Control Valve
Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin sesuai dengan sistem kontrol yang bergantung pada besar beban listrik.
Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin sesuai dengan sistem kontrol yang bergantung pada besar beban listrik.
6. Turning Device
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau pada saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi/bending akibat dari proses pemanasan atau pendinginan yang tidak seragam pada rotor.
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau pada saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi/bending akibat dari proses pemanasan atau pendinginan yang tidak seragam pada rotor.
0 Response to "Turbin Uap"
Post a Comment