Transmisi Agen Infeksius, Faktor yang Mempengaruhi, dan Perbedaan Proses Infeksi


Transmisi agen infeksius,









Oleh :
DEDI SUWARYO

Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan














KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan lancer.
Penulis tentunya dari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada guru kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Cirebon, April 2020
Penulis















DAFTAR ISI
           

Kata Pengantar ..........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................

BAB I      PENDAHULUAN...................................................................................
                 1.1 LatarBelakang.....................................................................................
                 1.2 RumusanMasalah.................................................................................
                 1.3 TujuanPenulisan...................................................................................

BAB II    PEMBAHASAN......................................................................................
                 2.1 Pengertian Infeksi dan transmisi.........................................................
                 2.2 .............................................................................................................
                 2.3 .............................................................................................................
                 2.4..............................................................................................................

BAB III   PENUTUP...............................................................................................
                 3.1  Kesimpulan.........................................................................................
                 3.2  Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................












BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi (infectious disease ), yang juga dikenal sebagai Communicable disease atau transmissible disease adalah penyakit yang nyata secara klinik (yaitu,tanda-tanda dan/atau gejala-gejala medis karakteristik penyakit) yang terjadi akibatdari infeksi, keberadan dan pertumbuhan agen biologik patogenik pada organism host individu. Dalam hal tertentu, penyakit infeksi dapat berlangsung sepanjang waktu. Patogen penginfeksi meliputi virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit multiseluler dan protein yang menyimpang yang dikenal sebagai prion. Patogen-patogenini merupakan penyebab epidemi penyakit, dalam artian bahwa tanpa patogen,tidak ada epidemi infeksi terjadi.
Penularan patogen terjadi dengan berbagai cara yang meliputi kontak fisik,makanan yang terkontaminasi, cairan tubuh, benda, inhalasi yang ada di udara atau melalui organism vektor.Penyakit infeksi yang sangat infektif ada kalanya disebut menular dan dapat dengan mudah ditularkan melalui kontak dengan orang yang sakit. Penyakit infeksi dengan infeksi yang lebih khusus, seperti penularan vektor,penularan seksual, biasanya tidak dianggap sebagai menular karenanya korban tidak diharuskan adanya karantina medis.
Istilah infektivitas menyatakan kemampuan organisma untuk masuk, bertahan hidup dan berkembang biak di dalam tubuh, sementara daya tular penyakit mengindikasikan penyakit dengan mudah ditularkan kepada tubuh lainnya. Infeksi tidak bersinonim dengan penyakit infeksi, karena sebagian infeksi tidak menyebabkan penyakit. sehingga dalam makalah ini, dibahas mengenai Transmisi agen Infeksius, Faktor yang Mempengaruhi, dan Perbedaan Proses Infeksi.

1.2 RUMUSAN MASALAH
    Sesuai latar belakang diatas, mka rumusan masalah ini adalah tentang apa saja konsep penyakit Infeksi dan mampu memahami dan melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien infeksi atau yang berisiko infeksi

1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian infeksi
2. Mengetahui tanda dua gejala infeksi
3. Mengetahui pemeriksaan penunjang infeksi
4. Mengetahui  asuhan keperawatan pada pasien yang beresiko infeksi









BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen berkembang biak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal.  (Potter&Perry Fundamental Keperawatan .edisi 4.hal: 933-942:2005)

Transmisi adalah penularan atau penyebaran penyakit. Setiap penyakit memiliki karakteristik transmisi berdasarkan sifat agen infeksi yang menyebabkannya. Biasanya setiap jenis agen infeksi disebabkan oleh satu atau beberapa organisme yang berbeda. Transmisi bisa bersifat langsung, tidak langsung, lewat udara, atau air. Tempat masuk bakteri patogen ke dalam tubuh yang paling sering adalah tempat bertemunya selaput lendir dengan kulit: saluran pernapasan (jalan napas atas dan bawah), gastrointesnital (terutama mulut), genital, dan saluran kemih.

Penyakit dapat menular sebagai akibat dari adanya interaksi agen, proses transmisi, dan penjamu. Beberapa faktor yang memengaruhi transmisi agen infeksius yakni:

Faktor dari agen infeksius sendiri
Potensi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit tergantung beberapa faktor, antara lain: kecukupan jumlah organisme (dosis), virulensi atau kemampuan agen untuk bertahan hidup dalam tubuh host atau di luar tubuh host, kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam tubuh host, dan kerentanan tubuh host (daya tahan host).

Sumber penular (reservoir)
Tempat di mana patogen dapat bertahan hidup tetapi belum tentu dapat berkembang biak. Meski begitu tetap ada peluang bagi agen infeksius melakukan transmisi dan menimbulkan infeksi pada makhluk hidup. Reservoir terdiri dari hewan dan manusia.

Contoh: Virus Hepatitis A bertahan hidup dalam kerang laut tetapi tidak dapat berkembang biak, Pseudomonas dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam reservoir nebulizer, serta berbagai mikroorganisme yang banyak hidup di kulit, di rongga, dalam cairan, dan cairan yang keluar dari tubuh.

Penularan kontak secara langsung
Yaitu penularan melalui kontak fisik antara sumber dengan penjamu yang rentan atau individu ke individu. Contoh:

Kontaminasi dan luka
misal, infeksi luka rabies.

Inokulasi
misal, gigitan serangga, suntikan serum hepatitis.

Menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi
misal, hepatitis A, poliomielitis, dan kolera.

Menghirup debu dan droplets
Misal, influenza dan tuberkulosis.

Penularan kontak secara tidak langsung
Yaitu penularan melalui kontak penjamu yang rentan dengan benda mati yang terkontaminasi.  Misalnya, melalui jarum, benda tajam, lingkungan, udara (airbone), air, dan vektor (lalat, nyamuk).

Kerentanan host (penjamu)
Dapat terkena infeksi tergantung pada keretanannya terhadap agen infeksius. Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu terhadap patogen. Meskipun secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadap kekuatandan jumlah mikroorganisme tersebut.

Penjamu yang rentan banyak ditemukan di tempat pelayanan kesehatan, mereka yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh meliputi anak kecil atau bayi, lanjut usia, orang dengan penyakit kronois, orang yang menerima terapi medis seperti kemoterapi, atau steroid dosis tinggi, orang dengan luka terbuka.

Agen Infeksius, Faktor yang Mempengaruhi, dan Perbedaan Proses Infeksi
Agen-agen infeksius
Infeksi merupakan peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di dalam tubuh pejamu (Pronggoutomo, 2002). Sedangkan agen infeksius adalah mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi. Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain virus, bakteri, jamur, parasit, riketsia, dan clamidia.

Virus
Virus adalah organisme patogen terkecil (20-300 nm) yang mengandung RNA atau DNA serta memiliki kapsid. Virus tidak mampu bermetabolisme/ bereplikasi mandiri sehingga memerlukan organel sel  terinfeksi   untuk   berkembang   biak.   Virus  merupakan   penyebab
tersering   timbulnya   penyakit   pada   manusia   sering   tanpa   gejala dan berkembang tanpa diketahui. Hal demikian menyebabkan perbedaan antara infeksi virus (replikasi di tubuh penjamu) dan penyakit virus (replikasi disertai kerusakan jaringan) sangat kritis. Banyak infeksi tanpa disertai eliminasi virus dari tubuh tetapi menetap bertahun-tahun atau seumur hidup, multiplikasi berlanjut dan dapat diperlihatkan sebagai infeksi menahun atau hidup di dalam bentuk laten non-infektif dengan potensi direktifkan kemudian, misalnyau virus herpes zoster penyebab cacar air (varicella) dapat menetap dalam bentuk laten di ganglia dorsalis dan secara periodik diaktifkan timbul sebagai vesikel dikulit yang dapat menyebabkan rasa sakit.
Infeksi berbagai jenis virus yang menyebabkan penyakit sering digolongkan ke dalam sistem organ yang terkena seperti infeksi virus pernapasan, bentuk kelainan klinik yang ditimbulkan seperti virus yang menyebabkan eksantema, dan sifat infeksi laten virus.

Bakteri
Bakteri   merupakan   mikrobia   prokariotik   uniselular,   berukuran   antara   0,5-10   µm. Bakteri juga merupakan organisme hidup dan dapat ditemukan di mana-mana. Ada waktu saat sistem kekebalan tubuh tidak dapat menyingkirkan suatu infeksi bakteri. Infeksi bakteri sering terjadi bersamaan dengan adanya rasa sakit, nyeri atau borok pada bagian tubuh.  Bakteri memiliki flagel atau bulu cambuk, pili atau fimbriae, kapsula atau lapisan lendir, dinding sel dimana ada yang struktur dinding sel bakteri Gram negatif yaitu merupakan struktur yang berlapis, sedangkan bakteri Gram positif mempunyai satu lapis yang tebal.

Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur tidak hanya terjadi di luar baguan tubuh (kulit),tetapi terjadi juga di dalam tubuh. Misalnya Candida Albicans. Candida Albicans adalah jenis fungi yang seperti  ragi,  umumnya ditemukan  di  dalam mulut,  kerongkongan, usus, dan saluran genital. Normalnya, bakteri baik dalam usus akan berkompetisi dengan candida dan menjaganya agar tetap terkendali tanpa menyebabkan masalah kesehatan apapun. Namun ketika keseimbangan antara bakteri baik dan candida terganggu, maka infeksi candidas tidak dapat dihindari. Contoh lain adalah infeksi jamur yang terjadi di susunan saraf pusat, seperti meningitis, meningoensafilitis, intrakranial tromboflebitis, dan abses otak.

Parasit
Parasit menginvasi   imunitas   protektif   dengan   mengurangi   imunogenisitas   dan menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda menyebabkan imunitas pertahanan yang berbeda.
1. Parasit   mengubah   permukaan   antigen   mereka   selama   siklus   hidup   dalam   host
vertebrata.
2. Parasit menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada dalam host.
3. Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam sel host atau   membentuk   kista   yang   resisten   terhadap   efektor   imun.   Parasit   dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun setelah terikat pada antibodi spesifik.
4. Parasit menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme untuk masing-masing parasit.


Riketsia
Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki sifat yang sama dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif.  Riketsia mempunyai enzim yang penting untuk metabolisme. Dapat mengoksidasi asam piruvat, suksinat, dan glutamat serta merubah asam   glutamat   menjadi asam   aspartat.Riketsia   tumbuh   dalam   berbagai   bagian   dari   sel.
Riketsia prowazekii dan Riketsia typhi tumbuh dalam sitoplasma sel.  Sedangkan golongan penyebab   spotted   fever  tumbuh   di   dalam   inti  sel.   Riketsia   dapat   tumbuh   subur jika metabolisme sel hospes dalam tingkat yang rendah, misalnya dalam telur bertunas pada suhu 32o C. Pada umumnya riketsia dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan dan pengeringan atau oleh bahan-bahan bakterisid.

Clamidia
Clamidia   termasuk   bakteri,   memiliki   ribosom,   RNA,   dan   DNA,   dinding   sel dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat. Dikenal juga dengan Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk Gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit intrasel obligat. Clamidia berkembang melalui beberapa stadium mulai dari badanelementer yang infeksius, berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2 - 0,4 mikron, memiliki satu inti dan sejumlah ribosom. Badanelementer kemudian berubah menjadi   badan inisial   dan   kemudian   badan intermedier.   Siklus   perkembangan   Clamidia memakan waktu 24-48 jam. Clamidia mempunyai 2 jenis antigen yaitu antigen grup dan antigen spesies. Keduanya terdapat di dalam dinding sel. Antigen spesies tetap dalam dinding sel meskipun sebagian besar grup telah dilepaskan dengan fluorocarbon atau  deoksikholat. Clamidia dapat dibeda-bedakan atas dasar patologenitas dan jenis hospes yang diserangnya.
Dua spesies yang terpenting adalah

1. Clamidia psittaci, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang tersebar secara difus dan tidak mengandung glikogen. Penyebab penyakit Psittacosis pada manusia, ornitosis pada burung, dan lain-lain.
2. Clamidia trachomatis, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang padat dan mengandung glikogen. Dapat menyebabkan pneumonitis pada tikus. Pada manusia dapat menyebabkan penyakit trachoma, konjungtivitas inklusi, uretritis, non-spesifik, salpingitis, servisitis, dan pneumonitis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi agen-agen infeksius Penyakit dapat menular terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi agen, proses transmisi dan pejamu. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi agen infeksius diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor penyebab atau agen
b. Sumber penular 
Sumber penular juga mempengaruhi proses transmisi agen infeksius seperti hewan,
manusia, air, dan lain-lain.
c. Penularan Kontak secara langsung, mis. penyakit kelamin
Kontaminasi dan luka, mis. infeksi luka, rabies. Inokulasi, mis. gigitan serangga (malaria), suntikan (serum hepatitis) Menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi, mis. hepatitis A, poliomielitis,
Kolera
Menghirup debu dan d roplets, mis. influenza, tuberkulosis. Perbedaan proses infeksi berbagai agen infeksius
Pejamu memiliki benteng terhadap infeksi yang tersebar di seluruh jaringan dan mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh. Benteng pertama diperankan oleh kulit yang utuh, membran mukosa permukaan dan sekret yang diproduksi. Contohnya lisozym air  mata merusak peptidoglikan dinding bakteri. Agen penyebab infeksi terdiri dari virus, bakteri, jamur, parasit, riketsia, dan clamidia.
Infeksi virus yang menyebabkan penyakit umumnya digolongkan ke dalam sistem organ yang terkena, seperti infeksi virus pernapasan, bentuk kelainan klinik yang di timbulkan seperti virus yang menyebabkan eksastema, dan sifat infeksi infeksi laten virus. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri sering terjadi bersamaan dengan adanya rasa sakit, nyeri, atau borok pada bagian tubuh. Ada waktu saat sistem kekebalan tubuh tidak dapat menyingkirkan suatu infeksi bakteri. Masing-masing faktor penyebab memiliki karakteristik tersendiri. Jamur  menimbulkan infeksi umumnya terjadi di kulit. Infeksi jamur lebih cenderung mengenai daerah-daerah yang sering berkeringat dan lembab, seperti muka, badan, kaki, lipatan paha, dan lengan. Parasit yang terdiri dari vermes dan protozoa menimbulkan infeksi melalui kontak  langsung maupun tidak langsung. Riketsia. Clamidia.












Daftar Pustaka
Staf Pengajar FK UI. (1993). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara
Pringgoutomo, S., Himawan, S. & Tjarta, A. (2002).  Buku AjarPatologi I (Umum). Jakarta:
Sagung Seto.
Zimmerman, H.L. (2009). ³Virus vs Bakteri´. http://www.bayisehat.com/immunization
mainmenu-36/309-virus-vs-bakteri-apakah-antibiotik-diperlukan.html (diakses 4 Mei
2011 pk. 5.47)
 Nur, W. (2011). ³Respon imun terhadap infeksi parasit³. http://id.shvoong.com/medicine-and
health/imuunology/2105950-respon-imun-terhadap-infeksi-parasit/#ixzz1LLaYGg8E,
(diakses 4 Mei 2011 pk 9.29)

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Transmisi Agen Infeksius, Faktor yang Mempengaruhi, dan Perbedaan Proses Infeksi"

  1. Win Casino Bonus Codes and Review - Casino Gods Guides
    We have collected all the info for all the bonuses you dafabet need to find here - claim these free slot casino 블랙잭 bonuses. aspect05.com We also keep 챗 룰렛 the latest 바카라 전략 casino

    ReplyDelete