Makalah sistem rem
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, yang karena Rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah rem tepat pada waktunya,dan rasa
terima kasih pada semua pihak baik dosen maupun mahasiswa
yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini
Ilmu tata tulis laporan merupakan mata kuliah program studi Teknik Mesin,
salah satu materi yang saya ambil ialah rem. Makalah ini dirancang untuk digunakan sebagai sarana dalam kegiatan belajar untuk mahasiswa jurusan Teknik Mesin untuk menjadi seorang engineer yang ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan teori dari berbagai sumber yang disusun secara ringkas dan sistematis.
Saya menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan sistematis, merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Demikian pula dalam teknik penulisan dan tata bahasa tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Dari kesadaran tersebut, saya sangat mengharapkan saran, kritik maupun masukan dari pembaca dan pemakai makalah re mini, guna penyempurnaan pada masa mendatang .
Penghargaan yang setinggi-tinginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah rem ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasaa memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik kita.
Ilmu tata tulis laporan merupakan mata kuliah program studi Teknik Mesin,
salah satu materi yang saya ambil ialah rem. Makalah ini dirancang untuk digunakan sebagai sarana dalam kegiatan belajar untuk mahasiswa jurusan Teknik Mesin untuk menjadi seorang engineer yang ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan teori dari berbagai sumber yang disusun secara ringkas dan sistematis.
Saya menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan sistematis, merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Demikian pula dalam teknik penulisan dan tata bahasa tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Dari kesadaran tersebut, saya sangat mengharapkan saran, kritik maupun masukan dari pembaca dan pemakai makalah re mini, guna penyempurnaan pada masa mendatang .
Penghargaan yang setinggi-tinginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah rem ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasaa memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik kita.
Penulis, 1 januari 2020
Dedi Suwaryo
KATA PENGATAR
i
Abstrak
4
Bab I
Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan teknik transportasi demi keamaan
dan keselamatan dalam berkendara. Pada dasarnya rem mempunyai fungsi untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran. Adapun rem yang digunakan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (dapat
bekerja dengan baik
dan cepat, dapat dipercaya dan mempunyai daya
tekan yang cukup,mudah diperiksa dan
disetel)
Walaupun sistem rem itu sangatlah penting, namun banyak diantara
masyarakat umum yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari remtersebut. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan fungsi, cara kerja, dan jenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan adanya makalah inidiharapkan kita bisa lebih mengenal fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem serta bisamenambah dan memperluas wawasan kita terutama mengenai sistem rem.
Walaupun sistem rem itu sangatlah penting, namun banyak diantara
masyarakat umum yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari remtersebut. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan fungsi, cara kerja, dan jenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan adanya makalah inidiharapkan kita bisa lebih mengenal fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem serta bisamenambah dan memperluas wawasan kita terutama mengenai sistem rem.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalah yang diangkat dalam penulisan
makalah ini adalah
a. Apa itu fungsi rem?
b. Apa saja jenis rem dan bagaimana mekanisme kerja rem?
a. Apa itu fungsi rem?
b. Apa saja jenis rem dan bagaimana mekanisme kerja rem?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui fungsi, jenis-jenis rem serta mekanisme cara kerja system rem
dan penelitian ini sengaja kami
buat agar kami ataupun yang membaca dapat dengan mudah menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari karena memang penelitian tersebut kami buat
semudah-mudahnya untuk dipahami.
1.4 MANFAAT PENELTIAN
Dalam penelitian ini dapat kita peroleh
manfaat antara lain, bagi penulis penelitian ini berguna untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan dosen sebagai media pembelajaran dan mengetahui fungsi,
jenis-jenis rem serta mekanisme cara kerja system rem, yang kedua bagi pembaca
sebagai sumber referensi pengetahuan tentang system rem agar kedepan dapat
mempermudah pekerjaan dalam mempelajari system rem.
1.5 BATASAN MASALAH
Adapun
batasan-batasan masalah dalam penelitian ini masih adalah terbatasnya tempat
penelitian dalam mengetahui fungsi dari rem dan untuk mengetahui jenis dari rem
serta mekanisme cara kerja system rem tersebut, dalam hal ini penulis hanya
melakukan penelitian di tempat terbatas yaitu penulis melakukan penelitian ini
di sekolah tempat penulis mengajar, karena penulis merupakan salah satu
pengajar teknik mesin yang mengharuskan cara mempelajari fungsi dari rem dan
untuk mengetahui jenis dari rem serta mekanisme cara kerja system rem
Bab
II
Pembahasan
A.
DEFINISI REM
2.1 Pengertian Rem
Rem adalah suatau bagian
Kendaraan yang Peranannya sangat penting dalam sistem mesin, misalnya pada
mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga
mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini diakibatkan
karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu
pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal
piston rem, master rem, ataupun pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan
rem harus sangat diperhatikan.
2.2 Fungsi Rem
Rem berfungsi untuk
mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan
kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun.
2.3 Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat
berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan
pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak Kelemahan ini harus
dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti.Mesin
merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan
kendaraan.Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas
untuk menghentikan kendaraan.Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem
gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking
effect)diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek.
B.
JENIS-JENIS DAN FUNGSI REM
A. Rem cakram
Mobil modern kebanyakan
telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti seperti ini dapat
ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi maksimal
dan terarah.Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada
mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai
mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit
cakram yang biasanya-dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang
digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.
1. Kelebihan rem cakram
Rem cakram dapat
digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem
rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air
sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang
banjir.Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar
(terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada
beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau
cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal
digunakan.Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan
karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar
dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian
depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang menggunakan rem cakram pada
keempat rodanya.
2. Kekurangan rem cakram
Rem cakram yang
sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan
lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak
komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab
itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.
B. Rem
tromol
Fungsi Rem Tromol
menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol yang berputar
bersama – sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat
berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling
banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial. Rem Tromol tahan lama
karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol, tetapi
penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena
mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda
– roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.
1. Kelebihan rem tromol
Rem tromol digunakan
untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh :
kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem
tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja
secara maksimal.
2. Kekurangan rem
tromol
Rem tromol yang masih
menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini membuat partikel
kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harus
membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat
banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan
sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus
mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam
rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan
kembali.
2.4 Nama-nama bagian rem
A . Rem Cakram
a). Piringan rotor
b) .Selang rem
c) .Plat pengatur pad
d) .Plat momen
e) .Plat rem
f).Pegas penahan pad
g). Pegas anti berisik
h). Shim anti cicit
i). Silinder rem
j). Karet pelindung utama
k). Perapat piston
l). Piston
m). Karet pelindung silinder
n). Ring set
o). Bushing lucur
p). Karet pelindung (Boot
1.1 Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram
1. Piringan rotor
Untuk menjamin pendiginan yang baik
2. Selang
rem
Untuk jalurnya fluida
atau minyak rem
3. Plat pengatur pad
Untuk menahan rem
4. Plat momen
Penahan silinder agar
tidak jatuh
5. Pad rem
Untuk menghentikan
piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran
6. Pegas penahan pad
Untuk menahan pad rem
agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena tergajal
7. Pegas anti berisik
Agar pada saat
pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
8. Shim anti cicit
Untuk menganjal pad rem
pada silinder rem agar yidak lepas
9. Silinder rem
Sebagai wadah dari pad
rem 5
B. Rem tromol
a. Plat penahan
b.Silinder roda
c.Pegas pembalik
d.Sepatu rem
e.Pen pegas
f.Tromol rem
g.Tuas sepatu h Tuas
penyetel.
1.2 Fungsi-fungsi bagian Rem Tromol
1. Plat penahan
dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan
sepatu rem bagian yang tidak berputar;
sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda
menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder;
3. Pegas pembalik
sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan
terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan
sepatu;
6. Tromol rem yang
dipasang pada poros as, berputar bersama – sama roda;
7. Tuas sepatu rem
tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.
1.3 TIPE REM TRMOL
1. Tipe Rem Tromol
a. Tipe Leading
Trailing
Pada tipe ini terdapat
satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas dari
tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.
b. Tipe Two Leading
Tipe ini mempunyai dua
wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston.
Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe
sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe
sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
c. Tipe Dual Two
Leading
Tipe ini mempunyai 2
silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2 buah piston, dan
menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur.
d. Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1
wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan : Saat kendaraan maju
kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian : Saat
kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian : Saat
kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
e. Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan
penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder
dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.
dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.
2.5 Sistem Rem
Sistem rem dirancang
untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau
memungkinkan perkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting
untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam
berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
2.6 Prinsip Rem
Kendaran tidak dapat
berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindah
daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dapat di kurangin
dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti. Mesin merubah
energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan.
Sebaiknya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan
system gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya
gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
2.7 Type Rem
Rem yang dipergunakan
pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa type tergantung pada
penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol
kecepatan dan menghentikan kendaran.
2. Rem parkir (parking break) digunakan terutama
untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada
kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.
4. Engines break digunakan ada kalanya untuk
menurunkan kecepatan kendaraan, Beaking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan
oleh tahanan putarn dari mesin itu sendiri, tidak ada khusus yang diperlukan,
untuk ituengine break tidak diterangkan
1. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua
tipe,yaitu:
1. Rem hidraulis (hydraulic break)
2. Rem panematik (peneumatic break)
Rem hidraulis lebih
respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga konstruksinya yang khusus
dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut,
rem hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang truk ringan. Sistem rem panematik
termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara, udara yang bertekanan
yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini banyak
digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
Cara
kerja rem hidraulis sebagai berikut:
rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.
rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.
2.Rem Parkir
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe center brake.
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe center brake.
3.Rem Tambahan
Fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti kendaraan. Alhasil, masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap meluncur meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih berputar, tapi adanya gaya sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya sentrifugal).
Fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti kendaraan. Alhasil, masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap meluncur meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih berputar, tapi adanya gaya sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya sentrifugal).
2.8 Mekanisme kerja
A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tpe tunggal
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tpe tunggal
B. Boster Rem
Tenaga penekanan pada
pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segerah menghentikan
kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya
pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang
menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga dipasang
secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin.
Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin.
Master silinder di
hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya pengereman yang besar
dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa bantuan boster.Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifoldpada mesin diesel tidak cukup kuat.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa bantuan boster.Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifoldpada mesin diesel tidak cukup kuat.
Boster body dibagi
menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan
variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston boster.
Mekanisme katup
pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum, katup
pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang
penggerak katup (valve operating road).
C. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan
dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini akan sesuai
adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak
didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya,
bila kendaran direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak
maju) disebabkan adanya gaya intertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu
pada bagian depan.
Bila daya cengkeram
pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan
terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan jalan) ini disebabkan oleh
daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan
menurun, dan roda belakang seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan
sukar terkontrol) dan ini sangat berbahaya.
Dengan alasan tersebut,
diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih
besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut katup
pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja
secara otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang dengan
demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup P,
efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and proportioning valve (LSPV)
yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
Dengan beban,
proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan master
silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem dapat
tidak berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang
membedakan tekanan awal split pointsesuai dengan,deselerasi selama pengereman
dan perlengkapan lainnya.
C.
KOMPONEN REM
Pedal Rem adalah
komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk melakukan
pengereman.
Fungsi pedal rem memegang
peranan yang penting didalam sistem rem. Tinggi pedal harus dalam tinggi yang
ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih banyak bagi
pengemudi untuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang mengakibatkan
pengereman akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah, akan
membuat jarak cadangan yang kurang yang akan mengakibatkan gaya pengereman yang
tidak cukup.
Pedal Rem juga
harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston master
silinder akan selalu terdorong keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja
terus dikarenakan adanya tekanan hidrolis yang terjadi pada sistem rem.
Disamping itu,
harus terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem ditekan;
kalau tidak akan terdapat
Booster rem merupakan
satu komponen pada sistem yang dipasangkan menjadi satu dengan master silinder
dan setelah pedal rem, yang berfungsi untuk mengurangi tenaga yang diperlukan
pengemudi dalam pengereman.
Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari
intake manipol.
Komponen – komponen boster rem :
Piston;
Diaphragm spring;
Push rod;
Diaphragm;
Air cleaner element;
Vacuum.
Master Silinder mengubah
gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis. Master silinder terdiri dari
resevoir tank yang beri minyak rem, demikian juga piston dan siliner yang
membangkitkan tekanan hidrolis.
Master silinder ada 2 type yaitu :
Tipe Tunggal : Tipe plungger, Tipe konvensional dan
tipe portles;
Tipe Ganda : Tipe ganda konvensional dan tipe double
konvensional.
Katup P (Propotioning
Valve/Katup Pengimbang) berhubung rem depan
membutuhkan tenaga pengereman yang lebih besar dari rem �
rem belakang sehubungan dengan pemindahan berat kendaraan yang terjadi pada
waktu melakukan pengereman yang kuat.
Flexible hose/slang
flesible menghubungkan pipa rem dan rem roda untuk
mengimbangi gerakan suspensi.
Pipa �
pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem dari master silinder ke ke rem.
Tuas rem parkir/rem
tangan dan kable rem tangan berfungsi untuk mengerem
roda �
roda belakang secara mekanis melalui batang penghubung dan kabel �
kabel. Juga untuk parkir kendaraan pada jalan turun / mendaki.
Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan
prinsip kerjanya adalah bahwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor
piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya
gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.
Rem piringan efektif karena rotor piringannya
terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut
dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat
terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self
servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan
rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk membantu
gaya pedal.
Bagian �
bagian rem piringan :
Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat
bagi kaliper dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing.
Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan air;
Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan
menggunakan piston pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan
terjadinya pengereman;
Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar
bersama roda;
Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk
kedalam kedalam saluran udara;
Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder
dan menekan pad terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan
hidrolis;
Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama �
sama denga pen utama, memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder
bergerak mundur maju melalui bushing;
Plat Penahan terpasang pada bagian dari as,
menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.
Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang
menahan bagian dalam dari tromol yang berputar bersama �
sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara
pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai
pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.
Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan
yang lebar diantara sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit
dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena
itu rem tromol hanya dipakai pada roda �
roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.
Bagian �
bagian rem tromol :
Plat penahan dipasang pada rumah as belakang
bertugas menahan silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar;
Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan
tekanan hidrolis master silinder;
Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi
semula untuk membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
Pen pegas penahan sepatu;
Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar
bersama �
sama roda;
Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
Tuas penyetel.
D.
TROUBLE SHOOTING
Rem adalah suatu
komponen keselamatan (safety) utama dalam berkendara. Piranti ini sangat
mungkin sekali terjadi kerusakan, terutama bila jarang dilakukan pengecekan
atau perawatan berkala. Suatu komponen yang berperan penting didalam sistem rem
adalah kampas rem, kampas rem merupakan bahan yang terbuat dari campuran
keramik dan asbes yang akan mencengkeram atau menghentikan perputaran piringan
cakram pada saat sistem pengereman bekerja.
Kerusakan pada sistem pengereman dapat dianalisis dengan gejala-gejala berikut :
1. Bergetar.
Saat Rem diinjak terasa getaran pada pedal rem. Hal ini disebabkan oleh permukaan disc break atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan membubut cakram atau tromol dibuat menjadi rata. Pemerataan dengan pemapasan mulai dari ketebalan 0.5-1.5mm masih dianggap aman. Namun, bila kondisi piringan sudah parah atau goresannya sudah terlalu dalam, lebih baik mengganti komponennya.
Kerusakan pada sistem pengereman dapat dianalisis dengan gejala-gejala berikut :
1. Bergetar.
Saat Rem diinjak terasa getaran pada pedal rem. Hal ini disebabkan oleh permukaan disc break atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan membubut cakram atau tromol dibuat menjadi rata. Pemerataan dengan pemapasan mulai dari ketebalan 0.5-1.5mm masih dianggap aman. Namun, bila kondisi piringan sudah parah atau goresannya sudah terlalu dalam, lebih baik mengganti komponennya.
2. Mengeluarkan Bunyi Dan Terasa
Berat Saat Direm.
Maksudnya adalah injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi mendesis. Pada umumnya mobil moder sudah menggunakan booster untuk memperingan injakan pedal. kalau berat berarti permasalahan ada di bagian Booster.
Maksudnya adalah injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi mendesis. Pada umumnya mobil moder sudah menggunakan booster untuk memperingan injakan pedal. kalau berat berarti permasalahan ada di bagian Booster.
3. Kurang Mencengkeram.
Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa meter untuk berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan asbesnya sudah berkurang. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem dengan segera supaya piringan atau teromol tidak tergerus.
4. Lari Kiri Atau Kanan.
Pada gejala ini biasanya saat mobil di rem akan membuang ke salah satu arah. Hal ini disebabkan karena piston pada master rem salah satu roda macet. penanganannya adalah dengan mengganti seal dan piston pada master rem.
5. Rem Dalam.
Saat di injak, pedal rem terasa dalam. Hal ini disebabkan karena kampas rem sudah tipis. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem baru yang sesuai jenisnya.
6. Rem Harus Dikocok/Dipompa.
Sebelum dipompa pada pedal rem, mobil tidak bisa berhenti. Kemungkinan ada yang bocor sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin. penanganannya adalah dengan mengecek kebocoran mulai dari master atas, slang sampai master bawah atau kaliper rem. Segera Anda perbaiki melalui langkah membuang angin (bleeding) untuk mengeluarkan angin.
Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa meter untuk berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan asbesnya sudah berkurang. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem dengan segera supaya piringan atau teromol tidak tergerus.
4. Lari Kiri Atau Kanan.
Pada gejala ini biasanya saat mobil di rem akan membuang ke salah satu arah. Hal ini disebabkan karena piston pada master rem salah satu roda macet. penanganannya adalah dengan mengganti seal dan piston pada master rem.
5. Rem Dalam.
Saat di injak, pedal rem terasa dalam. Hal ini disebabkan karena kampas rem sudah tipis. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem baru yang sesuai jenisnya.
6. Rem Harus Dikocok/Dipompa.
Sebelum dipompa pada pedal rem, mobil tidak bisa berhenti. Kemungkinan ada yang bocor sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin. penanganannya adalah dengan mengecek kebocoran mulai dari master atas, slang sampai master bawah atau kaliper rem. Segera Anda perbaiki melalui langkah membuang angin (bleeding) untuk mengeluarkan angin.
E.
PERAWATAN SISTEM REM
Kendaraan yang melaju
tentunya perlu suatu sistem yang berguna untuk menghentikan atau mengontrol
kecepatannya, itu adalah definisi sistem rem dan juga alasan mengapa sistem rem
dibuat.
pada kendaraan bermotor seperti mobil untuk rem depan sekarang sudah menggunakan sistem rem hidrolik yang artinya menggunakan fluida ( minyak ) untuk menggerakan sepatu rem.
Dan berikut adalah tips - tips yang perlu dilakukan untuk menjaga sistem rem tetap bekerja secara optimal demi menjamin keselamatan anda dalam berkendara :
1. Minyak rem
Warna : Minyak rem yang baik adalah yang berwarna terang. Bila sudah berwarna gelap menandakan kualitas minyak rem sudah buruk. Karena seiring pemakaian fluida rem akan panas terkena induksi dari kerja sepatu rem yang dapat menimbulkan udara yang bisa menyebabkan sistem rem mengalami kerusakan seperti karat dan kebocoran pada master rem dan komponen lainnya.
Apabila warnanya sudah terlanjur sangat gelap keruh dan kotor sebaiknya dilakukan penggantian master rem set karena pasti sudah terjadi kerusakan dalam master rem karena karat dan komponen karet-karet di dalamnya sudah lemah.
Ketinggian : Usahakan agar minyak rem berada di indikator MAX di dalam reservoir minyak rem.
Karena apabila ketinggiannya berkurang menandakan ada kebocoran dalam sistem rem atau ketebalan sepatu rem sudah menipis. Disarankan untuk segera lakukan pengecekan sistem rem ke bengkel resmi agar kualitas tetap terjamin dan dapat dipertanggung jawabkan.
Apabila ketinggiannya turun sangat signifikan, kemungkinan terjadi kebocoran pada sistem rem. Segeralah periksakan ke bengkel.
2. Slang - slang persambungan sistem rem
Periksalah slang-slang secara visual dan amati secara seksama dari kebocoran.
Ciri-ciri terdapat kebocoran adalah :
-Slang-slang berdebu lembab
Periksalah slang-slang dari keretakan, apabila ada sedikit apapun sebaiknya ganti lah slang-slang persambungan rem tersebut karena sistem rem memiliki tekanan dalam fluidanya yang memungkinkan keretakan akan lebih besar lagi.
3. Sepatu rem ( kanvas rem ) / Pad rem / Brake pad / Pad kit
Ceklah secara rutin ketebalan sepatu rem anda. Gunakanlah part asli karena bila menggunakan part lokal bahannya terlalu keras sehingga piringan rem yang akan habis / rusak. Usahakan agar ketebalan minimalnya adalah "2 mm dari indikator ketebalan rem" nya. Bukan dari ketebalan remnya. Sehingga anda mempunyai waktu untuk membawanya ke bengkel untuk melakukan penggantian sepatu rem.
pada kendaraan bermotor seperti mobil untuk rem depan sekarang sudah menggunakan sistem rem hidrolik yang artinya menggunakan fluida ( minyak ) untuk menggerakan sepatu rem.
Dan berikut adalah tips - tips yang perlu dilakukan untuk menjaga sistem rem tetap bekerja secara optimal demi menjamin keselamatan anda dalam berkendara :
1. Minyak rem
Warna : Minyak rem yang baik adalah yang berwarna terang. Bila sudah berwarna gelap menandakan kualitas minyak rem sudah buruk. Karena seiring pemakaian fluida rem akan panas terkena induksi dari kerja sepatu rem yang dapat menimbulkan udara yang bisa menyebabkan sistem rem mengalami kerusakan seperti karat dan kebocoran pada master rem dan komponen lainnya.
Apabila warnanya sudah terlanjur sangat gelap keruh dan kotor sebaiknya dilakukan penggantian master rem set karena pasti sudah terjadi kerusakan dalam master rem karena karat dan komponen karet-karet di dalamnya sudah lemah.
Ketinggian : Usahakan agar minyak rem berada di indikator MAX di dalam reservoir minyak rem.
Karena apabila ketinggiannya berkurang menandakan ada kebocoran dalam sistem rem atau ketebalan sepatu rem sudah menipis. Disarankan untuk segera lakukan pengecekan sistem rem ke bengkel resmi agar kualitas tetap terjamin dan dapat dipertanggung jawabkan.
Apabila ketinggiannya turun sangat signifikan, kemungkinan terjadi kebocoran pada sistem rem. Segeralah periksakan ke bengkel.
2. Slang - slang persambungan sistem rem
Periksalah slang-slang secara visual dan amati secara seksama dari kebocoran.
Ciri-ciri terdapat kebocoran adalah :
-Slang-slang berdebu lembab
Periksalah slang-slang dari keretakan, apabila ada sedikit apapun sebaiknya ganti lah slang-slang persambungan rem tersebut karena sistem rem memiliki tekanan dalam fluidanya yang memungkinkan keretakan akan lebih besar lagi.
3. Sepatu rem ( kanvas rem ) / Pad rem / Brake pad / Pad kit
Ceklah secara rutin ketebalan sepatu rem anda. Gunakanlah part asli karena bila menggunakan part lokal bahannya terlalu keras sehingga piringan rem yang akan habis / rusak. Usahakan agar ketebalan minimalnya adalah "2 mm dari indikator ketebalan rem" nya. Bukan dari ketebalan remnya. Sehingga anda mempunyai waktu untuk membawanya ke bengkel untuk melakukan penggantian sepatu rem.
4. Piringan rem ( rotor )
Lihat permukaan piringan rem secara visual dari kerataan permukaannya, karena sangatlah penting demi menghasilkan proses pengereman yang sempurna. Permukaan yang tidak rata dapat mengakibatkan getar pada pedal rem saat di lakukan pengereman.
5. Caliper rem ( Cakram )
Periksalah kinerja dari kaliper rem terhadap korosi dan kemacetan pin-pinya dan juga piston rem. Karena caliper rem yang macet dapat mengakibatkan blokir ( kendaraan cenderung berbelok ke satu arah saat dilakukan pengereman ). Pemeriksaan mudahnya adalah dengan cara mengangkat kendaraan dan putarlah ban dengan tangan dan lihatlah kelancaran perputarannya dan lebih baik lagi bandingkan antara roda kiri dan kanannya
Lihat permukaan piringan rem secara visual dari kerataan permukaannya, karena sangatlah penting demi menghasilkan proses pengereman yang sempurna. Permukaan yang tidak rata dapat mengakibatkan getar pada pedal rem saat di lakukan pengereman.
5. Caliper rem ( Cakram )
Periksalah kinerja dari kaliper rem terhadap korosi dan kemacetan pin-pinya dan juga piston rem. Karena caliper rem yang macet dapat mengakibatkan blokir ( kendaraan cenderung berbelok ke satu arah saat dilakukan pengereman ). Pemeriksaan mudahnya adalah dengan cara mengangkat kendaraan dan putarlah ban dengan tangan dan lihatlah kelancaran perputarannya dan lebih baik lagi bandingkan antara roda kiri dan kanannya
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan
yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1. Rem di rancang
untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta
untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat
penting sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang
aman.Menurut para ahli permobilan rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk
keamanan berkendara dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam
berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
2. Tipe Rem
Rem
yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat di golongkan menjadi beberapa tipe
tergantung penggunaannya :
a. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di gunakan untuk mengontrol
kecepatan mobil dan menghentikan kendaraan.
b. Rem parker
Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk
memarkir kendaraan.
c. Rem tambahan
Rem tambahan (auxiliary break) digunakan pada
kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel atau kendaraan
berat.
3. Pinsip kerja rem ketika kendaraan tidak
dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak di hubungkan) dengan
pemindahan daya, kendaraan cenderung tetep bergerak. Kelemahan ini harus di
kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga
berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak)
untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetic kembali
menjadi energy panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja di
sebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek
pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua objek.
4.
Bahan-bahan pembuat pada komponen rem yaitu :
a.
Baja pres merupakan bahan pembuat backing plat, yang dibuat pada axle
housing atauaxle carier bagian belakang.
b.
Pelat baja merupakan bahan pembuat sepatu rem. Umumnya kanvas(lining) terbuat
dari campuran fiber metallic, brass, lead, plastik, dan sebagainya
dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.
c.
Besi tuang merupakan bahan pembuat Tromol rem, Piringan Rem Cakram. Besi kasar
kelabu yang dicairkan bersama-sama dengan besi tua dan baja. Bahan tambahan
yang dipakai biasanya kapur, silisium yang memperkuat dan mempertinggi titik
cair. Agar bahan menjadi kulaitas terbaik maka harus ditambahkan nikel atau
krom ketika proses peleburan.
d.
Campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi merupakan bahas
pembuat pad rem.
5. Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem rem
a. Gejala : Gerakan pedal rem terlaludekat dengan lantai
b. Gejala: Semua
rem seret(bhs Jawa)
c. Gejala: Rem membanting kesatu
arah
d. Gejala:
Injakan pedal rem terlalu kasar
e. Gejala: Roda terkunci
f. Gejala: Rem selip
B. SARAN
a. Dalam sistem rem ini, pengguna kendaraan diharapkan memahami fungsi rem, jenis-jenis rem, serta permasalahan yang
sering terjadi pada sistem rem.
b. Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan pentingnya
mengetahui fungsi dari setiap jenis rem, dan permasalahan yang sering terjadi
pada rem.
c. Makalah ini dapat dijadikan bahan referensi penulis
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. New
Step 1 Training. Jakarta : P.T. Toyota Astra.
Sucahyo, Bagyo, Dkk. 1997. Mesin Tenaga. Surakarta
: Tiga Serangkai
Darmawan, Iwan.
2003. Merawat dan Memperbaiki Mobil Bensin. Jakarta : Puspa
Swara
Accesed Desember 10th 2014. At 04.56
PM.
Anonim. Cara
Kerja Rem ABS. Available from: www.rentalmobilbali.net
Accesed Desember 11th 2014. At
04.56 AM.
Anonim. Sistem
dan Jenis-jenis rem pada mobil. Available from:
www.rentalmobilbali.net
Accesed Desember 12th 2014. At 05.00 AM.
I. Solihin.
Drs, Mulyadi. S.Pd., 2002 Perbaikan Chasis dan pemindahan tenaga, SMK. Tingkat
2, Bandung, CV. ARMICO.
0 Response to "Makalah sistem rem"
Post a Comment